Kamis, 22 Oktober 2009

REPORT TURNAMEN MANCING AGUNG LAKSONO

Pelaksanaan turnamen mancing memperebutkan piala Agung Laksono yang diadakan di Sepulauan Seribu (16 hingga 17 Okt 2009) berjalan dengan sukses. Semua peserta dilepas oleh panitia pada hari pertama turnamen mancing dari dermaga Marina Batavia pukul 4 subuh. Para pemancing mulai mancing hingga pukul 16:00, mereka harus merapat ke dermaga Pulau Bidadari untuk melakukan penimbangan hasil tangkapan pada hari pertama.

Usai penimbangan para peserta dan panitia beristirahat sejenak di kotage yang disediakan panitia di Pulau Bidadari. Malam harinya dilanjutkan dengan acara makan malam bersama sambil dihibur live music. Rencananya setelah makan malam, akan diadakan acara amal, dimana hasilnya akan disumbangkan untuk korban gempa di Sumatera Barat, namun sayangnya cuaca tidak mendukung. Tiba-tiba saja hujan deras disertai angin ribut mengganggu acara yang sudah disiapkan panitia. Alhasil baik panitia maupun peserta buru-buru kembali ke penginapan untuk memanfaatkan waktu beristirahat.

Hari kedua turnamen Mancing Agung Laksono, para peserta dan panitia mulai dengan sarapan pada pukul 3 pagi. Usai sarapan, peserta dan pengamat turnamen segera menaiki kapal masing-masing dan berlayar ke spot mancing yang sudah direncanakan para peserta. Panitia memberi kesempatan peserta mancing untuk kembali hingga pukul 15:30, yang merupakan waktu penimbangan ikan hari ke-2. Hampir semua peserta kembali tepat waktu, walaupun ada beberapa yang telat.

Usai penimbangan hari ke-2, panitia mengadakan jamuan makan dan dilanjutkan pengumuman pemenang lomba. Akhirnya Jackpot berupa mobil Mercedes Benz C200 tidak berhasil diraih oleh peserta turnamen mancing kali ini. Cuaca selama pelaksanaan lomba sangat baik walaupun malam harinya sempat hujan angin. Kondisi laut flat, sangat tenang, arus lumayan (cukup baik).

Mancing Gembira: Ketua Team Jagat Menaikan TenggiriPak Pepen, salah seorang pesarta turnamen dari team Jagat, berhasil menaikan ikan tenggiri seberat 5 kg pada hari kedua.


Mancing Gembira: Proses PenimbanganSuasana penimbangan hasil mancing pada hari pertama.


Mancing Gembira: Hasil Timbangan Hari PertamaIkan-ikan hasil pancingan yang ditimbang pada hari pertama.


Mancing Gembira: Juara PertamaJuara pertama


Mancing Gembira: Juara KeduaJuara Kedua team Orca.


Mancing Gembira: Juara KetigaJuara ketiga.


Mancing Gembira: Juara SpeciesSalah satu team yang menuarai kategori species.


Mancing Gembira: PanitiaPanitia turnamen berfoto bersama.

Dirangkum dari berbagai sumber.
Salam Strike....

Rabu, 14 Oktober 2009

SUMBANG POPPER UNTUK KORBAN GEMPA

Mancing Gembira: Popper Adhek jenis Gecko edisi CHARITY Gempa Sumbar 30-09-2009Gempa bumi (30/09/2009) yang meluluh lantakkan Sumatera Barat menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang begitu besar. Kejadian ini menimbulkan kesedihan dan duka cita yang mendalam sehingga banyak pihak tergerak hatinya untuk membantu para korban. Pemerintah kita serta negara-negara sahabat turut menghimpun bantuan untuk korban gempa Sumbar ini. Di dalam negeri berbagai komunitas turut membantu baik dalam bentuk tenaga, barang, uang, obat-obatan serta bantuan lainnya.

Komunitas penggiat olahraga mancing pun tidak mau kalah, dalam berbagai kesempatan mereka turut pula menghimpun sumberdaya yang dapat mereka sumbangkan untuk meringankan penderitaan korban gempa di Sumatera Barat. Bapak Adhek, salah satu produsen popper (lure) yang cukup terkenal di dalam negeri hingga ke mancanegara, tergerak hatinya untuk turut berpartisipasi membantu korban gempa bumi dengan menyumbangkan 50 buah lure atau popper buatan tangannya dalam berbagai tipe untuk dijual dan hasil penjualannya ini akan disumbangkan untuk korban gempa Sumatera Barat. Seperti kita tahu bahwa popper buatan bapak Adhek dari Bali ini merupakan item mancing yang paling banyak dicari oleh pemancing dalam dan luar negeri.

Popper Adhek yang disumbangkan ini merupakan edisi khusus yang pada tiap bodynya terdapat tulisan: "CHARITY Gempa Sumbar 30-09-2009". Tiap popper ini diberi harga RP. 100.000,- per buah (harga normal di pasaran adalah 200.000 sampai 225.000 untuk popper warna standard dan 250.000 samapai 275.000 untuk popper warna hologram), belum termasuk ongkos kirim.

Berikut ini jenis dan quantity popper Charity: Big Gecko (10 unit), Mini Gecko (10 unit), Long Goby (5 unit), Short Goby (5 unit), Pompom (5 unit), Big Dragonet (5 unit), Cuttle (5 unit), Bell (5 unit). Jika rekan-rekan mancing tertarik untuk mengkoleksi popper edisi khusus ini, dapat menghubungi saudara Wira Liu via email di: wira-liu(at)centrin.net.id. Jangan sampai kehabisan karena popper ini dibuat dalam jumlah terbatas (hanya 50 buah saja).
Salam Strike...

Selasa, 13 Oktober 2009

KOORDINAT HOTSPOT MANCING KEP. SERIBU

Mancing Gembira: Tandes Pujo IIPenyelenggaraan Turnamen Mancing Agung Laksono yang akan diadakan di Kep. Seribu sudah semakin dekat, sudah kah rekan-rekan angler (pemancing) melakukan persiapan? Saya yakin sebagai angler sejati rekan-rekan sudah mempersiapkan segalanya baik fisik maupun mental untuk bertanding pada turnamen mancing ini.

Selain konsumsi, obat-obatan, GPS & Fishfinder, umpan hidup, lure dan piranti mancing atau tackle yang dipersiapkan, rekan-rekan pasti sudah memikirkan rencana dan strategi yang akan digunakan agar dalam turnamen mancing ini tim mancingnya bisa menjadi juara & membawa pulang jackpot berupa Mercedes Benz C200.

Kali ini Mancing Gembira akan mencoba berbagi koordinat hotspot untuk wilayah Kep. Seribu. Mungkin saja hotspot ini bisa menjadi acuan untuk menentukan strategi mancing pada hari pertama & kedua turnamen ini. Berikut ini koordinat hotspot mancing yang kami berhasil kumpulkan:

Tandes Haris : 106º46,450' BT dan 05º29,350' LS
Tandes Ave : 106º41,672' BT dan 05º31,846' LS
Tandes Kuswadi III : 106º44,899' BT dan 05º29,415 LS
Karang Supermarket Timur : 106º45,098' BT dan 05º29,673 LS
Karang Karimun : 106º48,637' BT dan 05º29,491' LS
Tandes Dani : 106º40,843' BT dan 05º32,258' LS
Tandes Pujo II : 106º46,898' BT dan 05º30,569' LS
Tandes Coco : 106º44,624' BT dan 05º29,665' LS
Tandes Surya Paloh : 106º46,233' BT dan 05º31,249' LS
Tandes Dadi II : 106º49,097' BT dan 05º35,405' LS
Tandes Kartini : 106º42,187' BT dan 05º34,482' LS
Kapal tenggelam : 106º39,850' BT dan 05º34,307' LS

Semoga koordinat hotspot mancing tersebut dapat membantu para angler sekalian dalam memperebutkan Jackpot berupa Mercedes Benz C200.
Salam Strike...

Minggu, 11 Oktober 2009

MANCING DI TEBING KARANG DITEMANI CADDY

Pemandu pemancing di Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Jumidi-kiri, dan pemancing dari Jakarta yang dia dampingi tetap berjaga sekitar pukul 05.00 di Pantai Bekah, Gunung Kidul, Minggu 11.10. Pemandu disebut caddy pemancing tebing ini bisa memperoleh honor Rp 200.000 per malam.Menjelang dini hari, ketegangan Jumidi (41) mulai berkurang. Ia sudah bisa tersenyum karena beban tugasnya berkurang. Sebagian tamunya—pengusaha yang ditemaninya memancing sejak Sabtu (10/10) sore—kelelahan dan tidur di tenda di tepi Pantai Bekah.

Sebagai caddy, begitu pemandu ini dipanggil, Jumidi tak boleh tidur. Ia harus siap-siaga sepanjang waktu saat tamunya memancing di Pantai Bekah, Dusun Temon, Kecamatan Purwosari, Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Tiga dari 15 tamunya dari kota itu tertidur pulas dengan 20-an kilogram ikan hasil mancing.

Sejenak Jumidi meregangkan tubuhnya sambil tetap menjaga beberapa joran yang masih dipasang di antara tonjolan batu karang. Pospor yang menyala di ujung joran sesekali bergerak di kegelapan malam dan menandakan umpan sedang dimakan ikan. Dengan sekuat tenaga, Jumidi menarik joran sambil meneriakkan, ”Dewa Baruna, kulo nyuwun iwak (Dewa Baruna, saya minta ikan).”

Angin yang bertiup kencang dari arah Laut Selatan Gunung Kidul sedang kurang bersahabat dengan para pemancing malam itu. Sebanyak 15 pemancing mulai terlelap, tetapi Jumidi tetap setia menjaga alat pancing. Jika salah seorang dari pengusaha yang ditemaninya mancing hari itu mulai terbangun, joran harus sudah siap dipegang.

Marno (40), rekan Jumidi sesama pemandu di tebing karang, juga terjaga sepanjang malam. Baru ketika para pemancing yang ditemaninya beristirahat, Jumidi dan Marno bisa berkisah banyak tentang hidup sebagai pemandu. Menjadi pemandu tak sekadar pekerjaan, tetapi hobi.

Sebelum menjalaninya, Jumidi dan Marno cuma bisa memancing dengan menggunakan bambu dan senar seharga Rp 17.000. Sejak menjadi pemandu sekitar 1982, setiap akhir pekan mereka pun bisa turut menikmati mancing dengan alat pancing seharga Rp 35 juta lebih setiap joran. Seorang pemancing yang baik hati bahkan meninggalkan sebuah joran lengkap untuk Jumidi.

Dari uang yang dikumpulkannya sebagai pemandu, Jumidi kini memiliki 50 ekor kambing dan 4 ekor lembu. Dia biasanya memperoleh Rp 200.000 per malam, belum lagi jika para pemancing memberi tambahan. Jumidi memang terkenal sebagai orang yang tak bisa diam di desanya. Dia petani tadah hujan, sekaligus pencari lobster karang.

Bergaul dengan banyak pejabat, pengusaha, dan dosen, lulusan sekolah dasar itu bermimpi bisa menyekolahkan empat anaknya hingga perguruan tinggi. Sulung Junaidi kini telah duduk di bangku sekolah menengah kejuruan. ”Semua anak saya masuk ranking di kelas,” bisiknya bernada bangga.

Belum selesai bercerita, Jumidi bergegas menyiapkan wedang teh dan kopi bagi beberapa pengusaha yang malam itu didominasi dari Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA). Tim KTNA ini sedang menggelar turnamen mancing di tebing dan baru pertama kali digelar di Indonesia. Turnamen diikuti 300 pemancing dengan hadiah utama kambing.

Sebagai pemandu, tugas Jumidi tak sekadar berkutat masalah pancing. Dia pun menjadi pengangkut barang pemancing yang beratnya bisa 1 kuintal. Dia biasanya menyunggi beban itu di kepala dengan keranjang bambu rata-rata 2 kilometer.

Resep Jumidi untuk menjaga ketahanan tubuh adalah mengonsumsi jamu rebusan daun pepaya. Sebelum para pemancing tiba di Pantai Bekah, Jumidi turut membantu pemuda karang taruna dari Dusun Temon memasang tenda dan membersihkan bangunan permanen yang sengaja dibangun untuk istirahat pemancing tebing.

Jumidi dan Marno tak pernah bisa duduk diam. Mereka harus terus bergerak: meracik umpan, melempar pancing, menarik mata pancing yang menyangkut di karang, memperbaiki pancing, membuatkan minuman, membuat Jumidi tak pernah jauh dari pemancing. Setiap pemandu bisa menangani dua hingga tiga sekaligus pemancing tebing.

Ketua KTNA Nasional Winarno Tohir, misalnya, hanya tinggal duduk diam dan menjaga mata pancing hingga dimakan ikan. Jika ikan yang dipancing terlalu berat atau di atas 40 kilogram, Jumidi pun segera dipanggil untuk membantu menarik pancing. ”Jika mampu, ya ditarik sendiri. Puncak kenikmatan memancing ya ketika menarik tangkapan ikan,” ucap Winarno.

Winarno mengatakan, keindahan tebing pantai di Gunung Kidul tiada padanannya

di Indonesia. Dari tebing karang Pantai Bekah, pemancing bisa menyaksikan kemunculan ikan lumba-lumba, hiu, dan paus hitam tanpa harus menggunakan kapal. Tak heran Winarno rela tidur beralas tikar di pantai sambil memancing sebulan sekali.

Di kalangan pencinta memancing, tebing-tebing karang di wilayah Gunung Kidul adalah surga. Tebing-tebing curam itu tak hanya menawarkan keindahan panorama alam yang terisolasi.

Meskipun nama dan tugasnya sama dengan caddy yang biasa ditemui di lapangan golf, caddy di tebing karang terdiri dari penduduk lokal bertubuh kekar.

Wilayah Gunung Kidul menyajikan lokasi pancing menarik di 100 titik pantai bertebing. Setiap akhir pekan, kesunyian pantai yang terisolasi itu berubah menjadi hangat oleh kehadiran pencinta mancing....
Sumber: www.kompas.com

Jumat, 02 Oktober 2009

THE EAST NUSA TENGGARA GRANDPRIX GAME FISHING TOURNAMENT 2009

Turnamen Grandprix NTT 2009Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Rote Ndao bekerja sama dengan FORMASI Pengurus Daerah Nusa Tenggara Timur dan Pengurus Daerah Sumba Timur akan menyelenggarakan Turnamen Mancing yang baru pertama kali diadakan di Indonesia yaitu berupa Grand Prix Turnamen dengan 3 seri turnamen dilokasi yang berbeda-beda di NTT masing-masing selama 2 (dua) hari. Adapun lokasi turnamen mancing ialah sebagai berikut:
  1. Kabupaten Sumba Timur, basis Pantai Kalala, kec.Wulia Waijelu, tgl 06 dan 07 Nopember 2009
  2. Kabupaten Kupang, basis POLAIRUD Bolok, kec. Kupang Barat, tgl 09 dan 10 Nopember 2009
  3. Kabupaten Rote Ndao, basis Dermaga Baa, kec. Lobalain, tgl 12 dan 13 Nopember 2009

Pada setiap seri turnamen diatas akan diterapkan Peraturan Turnamen Mancing yang sama. Sedangkan kategori hadiah dan besar hadiahnya, berupa Piala, Piagam dan Uang Tunai disediakan oleh masing-masing Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten setempat yang totalnya sebesar 317 juta rupiah. Nilai poin yang diperoleh setiap peserta turnamen mancing pada setiap seri turnamen akan dicatat dan dijumlahkan dimana Tim Peserta yang berhasil mendapatkan poin tertinggi dari ketiga seri turnamen tersebut akan dinobatkan sebagai Juara Umum Turnamen Mancing NTT Grand Prix tahun 2009 dan berhak memegang Piala Bergilir dari Presiden Republik Indonesia sampai turnamen NTT Grand Prix berikutnya.

Selain turnamen Grand Prix yang menerapkan peraturan mancing internasional, disetiap tiga kabupaten diatas juga sekaligus akan menyelenggarakan turnamen mancing “Lomba Mancing Tradisionil” yang bisa diikuti oleh para nelayan dan pemancing hobiies. Jadwal turnamen, Peraturan dan Besar Hadiahnya disetiap lokasi akan diatur dengan ketentuan tersendiri.

Tempat-tempat Pendaftaran :
  1. Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur Jl. El Tari II nomor 72, Kupang 85227 . Telp. (0380) 821540; 833650. Faks. (0380) 833650 Email : parsenibudntt@yahoo.com.
  2. Sekretariat FORMASI Pengda NTT , jl. Timor Raya KM.4 (Teluk Kupang). Telp : (0380) 8030331 ; Fax : (0380) 829399 ; email : fock_dk@yahoo.com HP : 081339277303 ; 08123797272 .
  3. Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Sumba Timur Jl. Jend. Soeharto no Waingapu ; Telp. (0387) 61936
  4. Sekretariat FORMASI Pengda Sumba Timur, Jl. Ikan Lumba-lumba no 1. Waingapu Telp : (0387) 62859 ; Fax : (0387) 62817.
  5. Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Rote Ndao Jl . Lekunik , Baa – Rote Ndao. Telp : (0380) 871446 ; Fax : (0380) 871446
Suatu tantangan bagi anda untuk sanggup mengikuti seluruh tiga turnamen selama 10 (sepuluh) hari tersebut. Panitia telah berusaha keras dalam menyediakan fasilitas agar anda bisa mancing sambil berkompetisi sampai di pulau terluar paling selatan dari wilayah negara Republik Indonesia, yaitu di Pulau Rote & Ndao. Pemenang dari turnamen ini akan memegang Piala Bergilir dari Presiden RI yang rencananya akan diserahkan langsung oleh beliau pada tanggal 14 Nopember 2009.
Panduan mengenai turnamen ini bisa dilihat pada: Panduan Turnamen NTT 2009

Salam Strike